![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRWLQskRyV8byhDf7T7BxlfZXGRhhB-e24mBCQWBFJjKUcjQ5YO_QsfsVwxaZ7QaCMGymb4_pa8I6cXpCebz1FCMkvfseEEBYYuXMc1hT7wxJq1oZWc6q9NuYok6TkeQLdVi114bFXNAei/s320/heathers_ver1.jpg)
Pemain : Winona Ryder, Christian Slater, Shannen Doherty, Lisanne Falk, Kim Walker
Sutradara : Michael Lehmann
Penulis : Daniel Waters
Distributor : New World Pictures
Durasi : 103 menit
MPAA : Rated R for violence, sexual references, and language
"Betty Finn was a true friend and I sold her out for a bunch of Swatch dogs and Diet Coke heads. Killing Heather would be like offing the wicked witch of the west... wait, east. West! God! I sound like a fucking psycho."
-Veronica-
Kalimat di atas adalah satu dari sekian banyak quote menggelitik yang bertebaran di sepanjang durasi film ini. Heathers, sebuah potret kehidupan para remaja dalam balutan dark comedy yang tajam, penuh sindiran, sekaligus cerdas. Judul film ini sendiri diambil dari nama sebuah kelompok (mungkin lebih dikenal dengan sebutan geng) yang terdiri dari tiga siswi populer bernama depan sama—Heather Chandler (Kim Walker), Heather Duke (Shannen Doherty), dan Heather McNamara (Lisanne Falk). Layaknya film-film remaja kebanyakan, clique yang terdiri dari gadis-gadis paling populer di sekolah otomatis memiliki otoritas penuh dalam hal pergaulan. Mereka seolah berada di tempat tertinggi dalam stratifikasi sosial di lingkungan sekolahnya. Dari scene awalnya saja, sudah tergambar seberapa berpengaruhnya eksistensi para Heather ini. Ah, saya jadi teringat lagu Que Sera Sera.
Veronica Sawyer (Winona Ryder)—gadis cerdas dengan selera humor sarkastik, adalah anggota keempat di geng Heathers. Wait, a non-Heather in Heathers? How could that be? Ya, meski tidak dijelaskan bagaimana awal mula Veronica bisa diterima di geng tersebut (yang tampak sudah sempurna sebagai trio), namun jelas bahwa ia memiliki sesuatu yang menarik perhatian para Heather. Tidak seperti Duke dan McNamara yang tampak agak segan terhadap pemimpin mereka—Heather Chandler, Veronica justru cenderung lebih santai saat berada di dekatnya. Sosok Veronica adalah cerminan seorang remaja yang ingin diterima dalam pergaulan dengan bergabung bersama geng populer, tidak peduli bahwa justru sebenarnya ia membenci geng tersebut. Seperti kalimat yang diucapkannya, "Well, it's just like - they're people I work with, and our job is being popular and shit." Jelas tergambar bahwa ia terpaksa bergaul dengan para Heather demi status sosial. Sebagai Veronica, Winona Ryder tampak begitu mempesona di setiap kemunculannya.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgD1eMFyTVuJhTVo8FdDcRfBJ2mqgw92lOqeRuiU8USYSel3bnN0sVe2qoS13o5pt7dc_gVvC7x637hqxS4Mq_lL7-GI7OWPlHptrf48D-3jNFduBjKDTeyVRhIWYAkxKOwoZsn4Snpux9q/s400/heathers2.jpg)
Heathers mengeksplor sisi gelap kehidupan para remaja di sekolah menengah. Stereotype anak sekolahan, obsesi terhadap popularitas, sampai fenomena bunuh diri di kalangan remaja dijadikan bahan komedi satir dalam film ini. Untuk yang memiliki selera humor sarkastik, dipastikan akan sangat terhibur dengan lontaran kalimat pedas dari tiap karakternya di sepanjang film. Skrip buatan Daniel Waters ini memang cerdas dan luar biasa menghibur dengan segala kesinisannya. Tiap tokohnya diberi kedalaman yang pas, dengan pembubuhan simbolisasi untuk mempertegas sifat karakter masing-masing (misalnya warna bola kriket Heathers). Beberapa adegan terkesan agak berlebihan—terutama pada paruh akhir menjelang ending, namun secara keseluruhan apa yang ingin disampaikan film ini cukup tepat sasaran. Tingkah laku remaja yang semakin brutal dan destruktif serta blow-up media yang membuat hal-hal negatif jadi terlihat keren disampaikan dengan jelas.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCgnISMlohiDmCzBNKi8gON1VPpQsu0FRouikk1Msv1cumHxiuFV-TVD1EONg4iItAW1VYKhD2bH3682pKrqY_JsrwLT54MwLoQEBiH63jsMnPmxnpIQ_1Dkk0hV8LF4-sSG8fqC3PagMh/s400/heathers1.jpg)
Now, can someone bring me a chainsaw?
Rating : 9/10
No comments:
Post a Comment