Wednesday, April 2, 2008

Most Favourite Movies In 2007

Biarpun sudah agak telat, tapi gatal rasanya kalau saya tidak membuat list film-film favorit di tahun 2007 kemarin. Sebenarnya masih banyak film rilisan tahun kemarin yang belum sempat saya tonton. Tapi setidaknya kelima film ini bisa mewakili. So, here they are :

1. Juno

Synopsis
Menyadari bahwa dirinya hamil, seorang remaja 16 tahun bernama Juno MacGuff (Ellen Page) memutuskan untuk mengaborsi kandungannya. Tapi kemudian ia berubah pikiran, dan dengan dukungan sahabatnya (Olivia Thirlby) serta orangtuanya (J.K. Simmons dan Allison Janney) ia berusaha mencari pasangan suami istri yang akan mengadopsi anaknya kelak. Pilihan jatuh pada pasangan Mark dan Vanessa Loring (Jason Bateman dan Jennifer Garner). Rencana Juno yang semula berjalan sempurna akhirnya malah menimbulkan masalah menjelang kelahiran anaknya.

Comment
Oh God, I love this movie! Naskah yang sederhana tapi brilian serta penampilan para pemainnya yang keren, terutama Ellen Page (love her!) adalah kekuatan utama film ini. Temanya yang down-to-earth membuat film ini mudah diterima siapa saja. Dialognya smart dengan bumbu sarcasm yang sangat menghibur. Tidak salah kalau film ini berhasil masuk nominasi Best Picture Oscar. Satu lagi yang membuat saya terpesona dengan film ini adalah soundtracknya. Walaupun perlu adaptasi karena telinga saya yang tidak terbiasa dengan musik semacam ini, tapi pada akhirnya saya benar-benar menyukainya. Terutama track Anyone Else But You, baik versi Michael Cera & Ellen Page maupun versi The Moldy Peaches, dua-duanya sama-sama adorable. Salut untuk semua pihak yang terlibat di film ini karena berhasil membuat sebuah sajian yang cerdas dan loveable .

2. Once

Synopsis
Seorang pria (Glen Hansard) berprofesi sebagai pemusik jalanan sekaligus tukang service vacuum cleaner di toko milik ayahnya. Suatu malam ia bertemu dengan seorang wanita (Marketa Irglova) yang tertarik dengan musiknya dan kebetulan ingin memperbaiki vacuum cleaner-nya yang rusak. Pertemuan yang seolah sudah ditakdirkan tersebut membawa mereka pada sebuah pengalaman tak terlupakan dalam upaya menggapai impian mereka sekaligus menghadapi masalah pribadi masing-masing.

Comment
Film yang sangat menyenangkan untuk ditonton. Tipe film you have to see it to believe it. Jangan pesimis dulu karena ini cuma film kecil dengan premis cerita yang sederhana. Justru karena kesederhanaannya itulah film ini jadi terasa spesial. Terutama musiknya yang terasa sangat emosional saat dilantunkan oleh para pemainnya yang notabene memang musisi asli. Sangat terasa bahwa film ini dibuat dengan hati. Sehabis nonton film ini saya benar-benar merasa feeling good, dan saya yakin orang lain yang sudah menonton juga merasakan hal yang sama. Jangan lupa untuk menyimak soundtrack-nya yang sangat menjiwai filmnya.

3. Gone Baby Gone

Synopsis
Bersettingkan di Dorchester, Boston, dikisahkan seorang anak berusia 4 tahun hilang di daerah tersebut. Seorang detektif swasta, Patrick Kenzie (Casey Affleck) beserta kekasihnya Angie Gennaro (Michelle Monaghan) disewa untuk menyelidiki kasus ini. Penyelidikan ini memaksa mereka untuk memasuki sisi lain dari daerah tersebut yang penuh dengan kebusukan. Dan pada akhirnya Patrick harus menghadapi kenyataan yang mengejutkan di balik kasus tersebut.

Comment
Tanpa disangka-sangka, saya bisa begitu menikmati film seserius dan se-moody ini. Ceritanya yang kuat ditambah ensemble cast-nya yang solid sangat menghidupkan film ini. Kasus yang diangkat di film ini ternyata tidak sesederhana yang saya kira. Di film ini, benar dan salah menjadi bias. Bahkan sampai film beres pun, saya masih bertanya-tanya apakah keputusan yang diambil oleh tokoh utama di film ini benar atau salah. Yang pasti banyak yang bisa kita renungkan sehabis menonton film ini. Penghargaan tertinggi patut didapatkan Ben Affleck yang berani banting setir jadi sutradara dan terbukti sukses menggarap sbuah film yang berkualitas. Daripada meneruskan karir aktingnya yang makin lama makin gak karuan, mending konsisten di bidang penyutradaraan dan penulisan naskah. Siapa tahu kesuksesan Good Will Hunting dulu bisa terulang.

4. The Mist

Synopsis
Badai besar melanda sebuah kota kecil. Keesokan harinya, seorang pelukis, David Drayton (Thomas Jane) mendapati studionya hancur berantakan. Lalu, bersama anaknya dan tetangganya ia pergi ke supermarket di tengah kota untuk membeli peralatan dan persediaan makanan. Beberapa saat kemudian muncul kabut yang mengelilingi supermarket tersebut. David dan beberapa pengunjung lain menyadari ada keanehan di balik kabut itu. Dalam keadaan terisolasi mereka semua harus bekerjasama menghadapi sesuatu yang berada di luar dan berusaha untuk bertahan hidup.

Comment
Inilah film horor/suspense terbaik di tahun 2007, imho. Dengan ruang gerak yang sempit sutradara film ini berhasil meneror penontonnya bukan hanya dengan misteri di balik kabut tersebut, tetapi juga dengan interaksi para tokohnya. Ketika bahaya di luar supermarket sudah jelas terlihat, provokasi salah satu tokohnya yang diperankan dengan brilian oleh Marcia Gay Harden membawa teror baru. Aura yang dibangun sepanjang film membuat film ini begitu nikmat disantap para penggemar film horor. Ditambah endingnya yang cukup provokatif dan jawdropping abis. Salah satu adaptasi novel Stephen King terbaik yang patut ditonton.

5. Harry Potter And The Order Of The Phoenix

Synopsis
Setelah melalui insiden yang hampir membuatnya dikeluarkan, Harry Potter (Daniel Radcliffe) kembali ke Hogwarts di tahun kelimanya. Ternyata keadaan disana tidak bertambah baik. Perlakuan murid-murid lain yang seolah mengucilkannya ditambah kedatangan seorang guru baru yang menyebalkan semakin membuat Harry menderita. Sikap Kementrian Sihir yang seolah menutup mata atas kembalinya Lord Voldemort membuat Harry serta 2 sahabat setianya—Ron dan Hermione berinisiatif membentuk sebuah pasukan yang terdiri dari murid-murid Hogwarts untuk mengantisipasi serangan Voldemort.

Comment
Novel Harry Potter yang paling tebal secara menakjubkan berhasil disulap menjadi sebuah film yang durasinya paling pendek dibandingkan keempat film sebelumnya. Keberanian sang penulis naskah untuk memotong berbagai sub-plot yang kurang penting di bukunya patut diberi kredit tersendiri. Hasilnya, film ini berjalan cepat tanpa terkesan terburu-buru dan berhasil keluar dari bayang-bayang novelnya yang terlalu bertele-tele. Gaya penyutradaraan David Yates juga sukses membuat seri terbaru Harry Potter ini menjadi lebih kelam dan dewasa sesuai dengan penggambaran di bukunya. Akting para pemainnya juga semakin matang terutama Daniel Radcliffe yang mampu menampilkan emosi Harry Potter dengan pas. Can't wait to see the next installment.

No comments:

Post a Comment