Saturday, June 11, 2011

5 Centimeters Per Second (2007)


Genre : Animation, Drama, Romance | Pengisi Suara : Kenji Mizuhashi, Yoshimi Kondou, Satomi Hanamura, Ayaka Onoue | Sutradara : Makoto Shinkai | Penulis : Makoto Shinkai | Produksi : CoMix Wave, ADV Films | Durasi : 63 menit

"The speed at which the sakura blossom petals fall... Five centimeters per second."
-Akari-

Salah satu alasan mengapa saya begitu menikmati film animasi produksi Studio Ghibli adalah berkat tampilan animasi tradisionalnya yang memukau. Selain faktor ceritanya yang selalu berhasil menyentuh hati, film-film Studio Ghibli memang kerap pandai memanjakan mata tiap penontonnya. Namun disini, saya tidak akan membahas salah satu film animasi rilisan studio tersebut. Ada satu film animasi Jepang (anime) yang baru-baru ini saya tonton dan sukses membuat sepasang mata ini terbelalak dan mulut ini berdecak kagum dengan kemegahan visualnya. Sebutan banyak orang untuk Makoto Shinkai sebagai "the next Hayao Miyazaki" memang bukan tanpa alasan. Apa yang dicapainya melalui 5 Centimeters Per Second ini memang luar biasa.

Film yang memiliki durasi sekitar satu jam ini menawarkan cerita yang sepertinya sudah umum dipakai dalam film-film drama romantis—tentang dua insan manusia yang saling mencintai namun terpisahkan oleh jarak. Maksud dari judul film ini sendiri bisa dibilang merupakan metafora dari kondisi tersebut. Lima senti per detik, konon itulah kecepatan kelopak bunga sakura saat jatuh dari pohonnya. Layaknya bunga sakura, beberapa orang bisa saja memulai awal kehidupan mereka bersama, namun suatu saat mereka bukan tidak mungkin akan terpisahkan, bagai kelopak bunga yang berguguran, lima senti per detik. In our lives, people come and go. Mungkin itulah yang ingin disampaikan Shinkai melalui film besutannya ini.

Dua insan yang saling mencintai itu adalah Takaki Tono (Kenji Mizuhashi) dan Akari Shinohara (Yoshimi Kondou, Ayaka Onoue). Sejak Akari pindah ke SD yang sama dengan Takaki, keduanya mulai menjalin hubungan yang semakin lama semakin erat berkat kesamaan yang mereka miliki. Hubungan mereka mulai diuji saat Akari dan keluarganya harus pindah ke luar kota yang jaraknya cukup jauh. Namun mereka masih sering berkomunikasi melalui surat menyurat (errr...di sini telepon genggam dan internet belum mewabah). Suatu ketika, Takaki juga harus pindah rumah bersama keluarganya ke kota lain yang ternyata jaraknya semakin jauh dengan tempat tinggal Akari. Sebelum kepindahannya, Takaki memutuskan untuk sekali lagi menemui Akari dan menyatakan perasaannya melalui surat yang ia bawa.

Waktu berlalu, cerita pun bergulir saat Takaki sudah hampir lulus SMA. Jarak dan waktu masih memisahkannya dengan Akari. Namun ia masih terus mengingatnya, hingga tak menyadari bahwa ada gadis lain yang menaruh perhatian padanya. Dialah Kanae Sumida (Satomi Hanamura), teman sekelas Takaki yang mulai menyukainya sejak mereka masih duduk di bangku SMP. Kanae yang masih belum berani menyatakan perasaannya hanya mampu menatap Takaki saat sedang latihan memanah, kemudian menunggunya diam-diam di tempat parkir agar bisa pulang bersama. Suatu malam mereka membicarakan kekhawatiran masing-masing akan masa depan. Dari sinilah Kanae semakin menyadari bahwa Takaki selalu melihat jauh ke depan, kepada sesuatu yang tidak pernah ia ketahui selama ini.

Di babak terakhir, kita diperlihatkan dengan Takaki dan Akari yang sudah tumbuh dewasa. Apakah mereka bersama atau tidak, hanya bisa anda ketahui dengan menonton sendiri film yang bagi saya sangat menyentuh ini. Cerita yang diangkat mungkin bukan barang baru, namun Shinkai mampu merangkainya menjadi sebuah untaian kisah tiga bagian yang begitu puitis dan menyentuh hati. Setiap orang mungkin memiliki cinta pertama yang tak akan pernah mereka lupakan, dan film ini akan membuat mereka kembali mengingatnya. Kisah yang akan terasa personal bagi sebagian orang ini, dipercantik dengan komposisi musiknya yang indah dan visualnya yang menakjubkan. Ya, komponen paling kuat yang ada dalam anime ini adalah gambar-gambar cantik yang disajikan Shinkai di sepanjang film. Bahasa gambar disini sudah berbicara banyak kepada penontonnya tanpa perlu berkata-kata. Silakan tonton sendiri untuk membuktikan kedahsyatan visualnya.

Rating : 8/10

No comments:

Post a Comment