Wednesday, June 2, 2010

Kick-Ass (2010)

Genre : Action/Crime/Thriller

Pemain
: Aaron Johnson, Christopher Mintz-Plasse, Chloe Grace Moretz, Mark Strong, Nicolas Cage

Sutradara : Matthew Vaughn

Penulis : Jane Goldman & Matthew Vaughn (screenplay) , Mark Millar & John Romita Jr. (comic book)

Distributor : Universal Pictures, Lionsgate

Durasi : 117 menit


MPAA : Rated R for strong brutal violence throughout, pervasive language, sexual content, nudity and some drug use - some involving children

Dave Lizewski : "With no power, comes no responsibility. Except, *that* wasn't true."

Pernahkah anda merasa muak dengan lingkungan sekitar anda yang penuh dengan kebusukan dan kebobrokan moral? Aksi kriminal semakin merajalela, berbanding terbalik dengan kepedulian orang terhadap sesamanya yang kian hari kian menipis. Dan pernahkah terbersit di pikiran anda untuk turun langsung ke jalan guna memberantas para pelaku kejahatan bak seorang superhero? Itulah yang dialami oleh Dave Lizewski (Aaron Johnson)—seorang remaja penggila komik yang sudah mulai gerah dengan perlakuan para preman di sekitarnya dan berniat memberantas mereka. Didasari kegemarannya akan komik-komik superhero, ia lantas menciptakan alter-ego berjuluk Kick-Ass. Dengan bermodalkan kostum ketat sederhana (jika tidak mau dibilang norak) yang ia pesan dari eBay, dimulailah aksi perdananya dalam membasmi para kriminal. Aksi pertamanya tidak berjalan mulus yang malah membuatnya cedera parah dan harus terbaring di rumah sakit. Insiden ini tidak sepenuhnya berdampak buruk karena akhirnya gadis idamannya sejak lama—Katie (Lyndsy Fonseca) mulai tertarik kepadanya, meski dengan alasan yang bisa dibilang cukup memalukan.

Tidak kapok dengan kegagalan aksi perdananya, sekali lagi Dave nekat turun ke jalan. Kali ini ia berhasil. Aksi heroiknya direkam banyak orang hingga videonya muncul di YouTube dan mendapatkan sambutan meriah. Seketika nama Kick-Ass ramai diperbincangkan di berbagai media dan menjadi trending topic di Twitter (maaf, ini cuma karangan saya—newbie yang sedang terkena histeria Twitter). Segera ia membuka akun di MySpace untuk berhubungan dengan para penggemarnya. Dengan popularitasnya yang semakin tinggi, kepercayaan dirinya pun semakin meningkat. Kali ini ia berniat menghadapi gangster yang kerap mengganggu Katie. Dengan polosnya ia mendatangi markas mereka. Dan apa yang terjadi? Ia hampir saja kehilangan nyawanya jika saja tidak muncul sosok mungil berkostum yang dengan lincahnya membasmi para gangster disana. Segera tempat itu berubah menjadi kuburan massal dengan genangan darah dimana-mana. Sosok mungil itu memperkenalkan dirinya sebagai Hit Girl (Chloe Moretz). Dan ia tidak sendiri, di belakangnya ada sosok yang juga memakai kostum layaknya seorang superhero—dia adalah Big Daddy (Nicolas Cage).

Dua sosok ini membuat Dave otomatis kehilangan kepercayaan dirinya, karena ia merasa tidak memiliki kualitas apapun sebagai seorang superhero jika dibandingkan dengan mereka yang sangat ahli dalam bela diri dan mempergunakan senjata. Dave mulai merasakan bahwa menjadi seorang pahlawan di kehidupan nyata tidak semudah seperti yang biasa ia baca di buku komik. Namun ia tidak bisa begitu saja mundur dari misi awalnya karena jejaknya sudah tercium oleh ketua sindikat kejahatan—Frank D'Amico (Mark Strong), yang merasa terganggu dengan kehadiran Kick-Ass. Nyawa Dave kini terancam. Untungnya ada Big Daddy dan Hit Girl yang bersedia bekerjasama dengannya untuk menghadapi D'Amico. Nantinya akan terungkap bahwa sebenarnya dua sosok ini memiliki agenda tersembunyi yang ternyata berhubungan dengan masa lalu mereka.

Brutal, itulah kesan yang saya dapat saat menonton film ini. Banyak aksi berdarah yang ditampilkan dan berpotensi mengganggu bagi sebagian orang karena kebrutalan tersebut melibatkan seorang gadis kecil berusia 12 tahun. Ya, sosok Hit Girl/Mindy Macready yang diperankan oleh Chloe Moretz adalah faktor utama yang dapat memicu kontroversi di kalangan penonton dengan aksinya yang sadis dan kata-kata umpatan yang acap kali keluar dari mulutnya. Cukup miris memang melihat seorang gadis kecil berkelakuan seperti itu. Tapi jika dilihat dari konteks cerita, hal ini memang relevan. Karakter lain yang tidak kalah kontroversialnya adalah Big Daddy/Damon Macready, ayah dari Mindy. Anda sepertinya sudah bisa menebak dari awal siapa yang "berjasa" membentuk karakter Mindy menjadi seperti itu. Bisa dibilang, keluarga Macready adalah gambaran ekstrim dari sebuah keluarga disfungsional. Dua karakter ini sempat membuat saya sedikit terganggu, tapi anehnya justru mereka lah yang membuat film ini menjadi semakin hidup.

Oke, bagaimana dengan karakter yang namanya dijadikan sebagai judul film ini? Yeah, Kick-Ass yang merupakan alter-ego dari seorang Dave Lizewski ternyata kalah bersinar dibandingkan dengan Hit Girl yang begitu memukau di setiap kemunculannya. Tetapi bukan berarti karakterisasinya lemah ataupun performa sang aktor—Aaron Johnson yang buruk. Justru Johnson berhasil merepresentasikan tokoh utama kita ini dengan meyakinkan. Karakterisasinya pun cukup menarik karena menggambarkan seorang remaja biasa yang mengalami kejadian luar biasa dengan tekadnya yang kuat dalam menjalani apa yang ia yakini. Beberapa orang, terutama para remaja mungkin sedikit banyak dapat melihat refleksi dirinya dalam karakter Dave Lizewski. Itulah yang membuat karakter ini begitu nyata sehingga berhasil meraih simpati penonton. Tapi sekali lagi, karakter Hit Girl yang di luar batas kewajaran akhirnya lebih mencuri perhatian dibanding karakter Kick-Ass yang lebih membumi.

Banyaknya konten violence yang ditampilkan untungnya dibalut dengan unsur fun. Bagi yang sudah skeptis duluan, mungkin akan menganggap ini sebagai tontonan yang kurang ajar dan merusak moral anak-anak. Tapi jika mau berpikiran terbuka akan terasa bahwa tontonan ini sangatlah menghibur, karena memang sepertinya itulah tujuan dari film ini. Dan perlu dicatat bahwa ini bukanlah film untuk anak-anak. Saya merasa sangat kesal saat berada di dalam bioskop karena ada beberapa anak kecil yang ikut menonton film ini. Mungkin poster promonya memang sangat colorful dengan nuansa komik yang kental sehingga berpotensi menarik perhatian anak-anak. Tapi, jika saja orangtua mereka mau peduli terhadap sistem rating (setahu saya film ini di Indonesia mendapat rating Dewasa), maka anak-anak tidak perlu ikut menjadi saksi betapa banyaknya muatan kekerasan dan unsur dewasa lainnya dalam film ini. Dan tentunya mereka tidak mungkin membuat pernyataan bahwa film ini merusak moral anak-anak.

Dengan banyaknya referensi pop culture serta selipan humor yang menggelitik, film ini terasa begitu segar. Musik latar yang dipenuhi lagu-lagu enerjik juga semakin membuat film ini terasa lebih bertenega. Aksi sadis Hit Girl pun menjadi begitu semarak dan lantas membuat penonton ikut bersorak. Dengan klimaks yang begitu mencengangkan serta ending yang membuat bibir ini tersenyum senang, saya berani mengatakan bahwa sekuel film ini wajib dibuat.

7.5/10

No comments:

Post a Comment